visit my design blog too!

Photobucket

Selasa, 13 September 2011

Terima Kasih, Cinta dan Maaf


tarik napas.. buang.

ada yang bilang yang penting itu perbuatan. but guess what? some things are meant to be outspoken. 
misalnya cinta, terima kasih dan maaf.

yang mana yang paling gampang di ucapkan?

T-E-R-I-M-A K-A-S-I-H = 11 huruf;
C-I-N-T-A = 5 huruf;
M-A-A-F= 4 huruf.

kalau kita hitung dari jumlah huruf, maaf adalah kata yang paling pendek.

gue bukan penulis, tapi gue sangat menghargai kata-kata. khususnya tiga kata diatas.

salah satu dari kata itu gue gunakan sehari-hari lebih dari gue makan nasi. nyaris setiap interaksi dengan orang lain, khususnya orang yang kerjanya melayani. entah itu pembantu, tukang parkir, kasir, dan lain-lain. Gampang ini mah. gampang dirasakan dan gampang dikeluarkan dari mulut. TERIMA KASIH.

kata yang lain sering gue tulis tapi nyaris nggak pernah gue ucapkan. yaaa paling nggak sampai baru-baru ini laah yaa (kepo ya? ciee kepoo ihiy!) canda hahahaha. anyway, kata ini mungkin butuh satu post sendiri, nggak deh, gue rasa kata ini butuh satu blog, bahkan mungkin satu server sendiri! tapi menurut gue, itu bukan karena kata satu ini susah diucapkan, dan bukan juga susah untuk dirasakan. lebih karena susah menemukan akan ke siapa kita ucapkan kata ini. CINTA.
kata yang terakhir ini luar biasa. susah dikatakan, susah diterima. tapi yang paling susah adalah untuk dirasakan oleh diri sendiri. Maaf.

tiga kata diatas ga akan gue ucapkan pada siapapun kecuali benar-benar merasakannya. dan karena itu maaf adalah yang paling susah buat gue.  dan sekali lagi, yang paling susah adalah maaf.

Maaf.

untuk sampai pada kata maaf (gue) harus mengakui kesalahan itu pada diri sendiri. ini yang mungkin paling susah. entah ya mungkin ini cuma gue, tapi sering banget menemukan diri gue membenarkan perbuatan yang salah. dan kalau gue membenarkan perbuatan itu, ya gue ga akan meminta maaf. kan gue bener? tapi salah ya salah. khususnya saat pembenaran itu cuma make sense buat diri sendiri.

pernah kan lo salah tapi merasa bener? dan kemudian lo berfikir, "ya emang sih gue salah.. tapi! blabalabalabalalbala" pernah ga terpikir kalau blablablablabla lo itu cuma pembenaran yang lo buat sendiri padahal  dari awal lo tau lo salah. gue yakin lo nggak baca post ini keras-keras. jadi jawab pertanyaan gue dalam hati lo, ga perlu ada yang tau: 

pernah kah?
 jawaban gue sendiri: SELALU.

blablablabla itu bisa apa aja. most common one would be, "dia yang salah." tapi tau nggak? apa pun yang orang itu lakukan pada lo nggak merubah fakta bahwa lo berbuat sesuatu yang salah ke dia. dan nggak pedui orang itu minta maaf ke elo atau tidak. karena yang lo perbuat ke dia, walaupun lo bilang itu salah dia, tapi itu tetap perbuatan lo sendiri. 

dan lo harus minta maaf. bukan cuma karena orang itu marah, bukan cuma karena orang itu sakit hati bukan cuma karena konsekuensi external macam itu, bukan. tapi karena aktivitas pembenaran atas perbuatan itu akan terus lo lakukan berulang-ulang, terus menerus. dan itu melelahkan. sangat melelahkan. bukan fisik tapi jiwa.

karena rasa bersalah itu beban. dan empat huruf itu ibarat tali. tapi tali yang tanpa katrol. jadilah lo mengangkat sesuatu yang berat ke atas melawan gravitasi. apa gravitasinya? gravitasinya adalah harga diri.

tapi coba deh saat beban itu udah sampai ke atas. lega kan?

minta maaf itu berat kawan, tapi itu mengangkat bebannya. tapi itu membebaskanmu.

0 komentar:

Powered By Blogger