Memang kadang mulut gagal mengucap kata.
Walau dalam pikir dan hati telah terangkai kalimat demi kalimat yang siap mengalir.
memang kadang mulut gagal mengucap kata.
dan biasanya aliran yang ada tersimpan sampai lapuk dimakan masa.
kali ini lagi-lagi mulut gagal berucap.
namun aliran yang ada enggan diam.
walau ku tutup kedua telinga seraya berbisik,
"sudah, mari kita lupakan lagi, kita pernah berhasil, mari coba lagi,"
tapi aliran yang ada kian bergemuruh,
dan aku yang malu pun terpengaruh.
tapi mulut lagi-lagi gagal berucap.
dan kini lewat tulisan kutulis surat.
bukan jamannya lagi, bukannya aku tak tau.
tapi ini caraku.
untuk meredamnya.
si gemuruh di dada ini.
karena aku dan aliran di dalam diri ini sama-sama tau,
akhir yang sedih lebih baik--jauh lebih baik,
dari pada ahir yang menggantung.
maka ku tulis rangkaian kalimat.
sambil mengingat memori yang segar dikepala,
hangat di hati.
dan saat selesai,
kutekan tombol send di kepala e-mail itu.
dan si gemuruh di dada berdebur makin kencang..
4 komentar:
waaaaaaaaw buat siapa beeey?
a..a.. ada deh nay XP hehehe
beb, kok gue suka sih sama post yang ini? Bete deh(?) Ini lo yg buat nih? Bagus lowh!
haha iya cuy gue yang bikin jangan bete dong bahagialah!
Posting Komentar